PENCEGAHAN PERDARAHAN ANTEPARTUM PADA IBU HAMIL SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU
DOI:
https://doi.org/10.5281/zenodo.15875549Keywords:
perdarahan antepartum, kematian ibu, ibu hamil, penyuluhan, pencegahan komplikasi kehamilan, antepartum hemorrhage, maternal mortality, pregnant women, health education, pregnancy complication preventionAbstract
ABSTRAK
Perdarahan antepartum merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu yang dapat dicegah melalui upaya promotif dan preventif yang efektif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil dan kader kesehatan mengenai pencegahan perdarahan antepartum guna menurunkan angka kematian ibu. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penyuluhan interaktif menggunakan media cetak dan audiovisual kepada 35 ibu hamil dan 10 kader di wilayah kerja Puskesmas Pengasinan Rawalumbu. Evaluasi dilakukan menggunakan pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan tingkat pengetahuan peserta. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada skor pengetahuan setelah kegiatan berlangsung. Temuan ini menunjukkan bahwa edukasi yang terstruktur dan melibatkan kader dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan merespon secara tepat. Kegiatan ini diharapkan menjadi model intervensi edukatif yang berkelanjutan dalam upaya pencegahan komplikasi kehamilan dan penurunan angka kematian ibu di tingkat komunitas.
ABSTRACT
Antepartum hemorrhage is one of the leading causes of maternal mortality, yet it can be prevented through effective promotive and preventive efforts. This community service activity aimed to increase the knowledge and awareness of pregnant women and health cadres regarding the prevention of antepartum hemorrhage in order to reduce maternal mortality rates. The intervention was conducted through interactive health education using printed and audiovisual media for 35 pregnant women and 10 community health cadres in the working area of Puskesmas Pengasinan Rawalumbu. Evaluation was carried out using pre-test and post-test questionnaires to assess changes in participants’ knowledge levels. Results showed a significant increase in knowledge scores after the activity. These findings indicate that structured education involving health cadres can improve community readiness in recognizing danger signs during pregnancy and taking timely action. This initiative is expected to serve as a sustainable educational model to prevent pregnancy complications and reduce maternal mortality at the community level.